“Is It Bad or Good Habits” vs. Sang Raksasa Genre Habit

Satu buku yang juga menawarkan sudut pandang menarik, terutama bagi pembaca di Indonesia, yaitu "Is It Bad or Good Habits: Bagaimana Rutinitas dan Kebiasaan Dapat Memengaruhi Kehidupan" karya Sabrina Ara....

Ketika membicarakan buku tentang kebiasaan, sebagian besar dari kita mungkin langsung teringat pada nama James Clear dengan “Atomic Habits” atau Charles Duhigg dengan “The Power of Habit”. Namun, ada satu buku lain yang juga menawarkan sudut pandang menarik, terutama bagi pembaca di Indonesia, yaitu “Is It Bad or Good Habits: Bagaimana Rutinitas dan Kebiasaan Dapat Memengaruhi Kehidupan” karya Sabrina Ara.

Buku ini hadir dengan pendekatan yang lebih ramah dan sederhana. Tidak terlalu ilmiah dan tidak terlalu penuh dengan studi kasus rumit, buku ini terasa seperti obrolan dengan seorang teman yang mencoba memahamkan kita tentang pentingnya kebiasaan. Inilah yang membedakannya—ia lebih fokus pada “apa yang harus kita lakukan” dibandingkan “mengapa kita harus melakukannya” secara mendalam.

Bagaimana Kebiasaan Terbentuk dan Berubah: Tiga Sudut Pandang

Ketiga buku ini memiliki cara pandang yang berbeda dalam menjelaskan bagaimana kebiasaan terbentuk dan bagaimana kita bisa mengubahnya.

  • “Is It Bad or Good Habits”: Buku ini lebih menekankan pada kesadaran diri dan motivasi. Kebiasaan terbentuk karena repetisi yang disengaja, dan untuk mengubahnya, kita perlu menumbuhkan kesadaran penuh tentang kebiasaan buruk kita, lalu menggunakan tekad dan disiplin untuk menggantinya dengan kebiasaan yang lebih baik. Pendekatannya lebih kepada “mulai saja dulu dan lakukan dengan niat.”
  • “Atomic Habits”: James Clear punya kerangka kerja yang sangat terstruktur, yang ia sebut “Four Laws of Behavior Change”. Menurutnya, kebiasaan terbentuk dari siklus Cue-Craving-Response-Reward. Untuk membentuk kebiasaan baik, kita harus membuatnya Jelas, Menarik, Mudah, dan Memuaskan. Sebaliknya, untuk mengubah kebiasaan buruk, kita harus membuatnya Tidak Jelas, Tidak Menarik, Sulit, dan Tidak Memuaskan. Pendekatan ini sangat sistematis dan detail.
  • “The Power of Habit”: Charles Duhigg menjelaskan kebiasaan melalui konsep “Habit Loop” yang terdiri dari Cue (Pemicu), Routine (Rutinitas), dan Reward (Ganjaran). Menurutnya, untuk mengubah kebiasaan, kita tidak perlu membuang pemicu dan ganjaran, melainkan cukup mengganti rutinitasnya. Misalnya, jika ganjaranmu adalah relaksasi, alih-alih merokok (rutinitas buruk), kamu bisa menggantinya dengan meditasi atau mendengarkan musik (rutinitas baik).

Siapa Membaca yang Mana?

Melihat perbandingan di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa “Is It Bad or Good Habits” sangat cocok untuk pemula yang ingin memulai perjalanan pengembangan diri. Bahasanya yang ringan, isinya yang praktis, dan contoh-contohnya yang mudah dipahami menjadikannya titik awal yang bagus sebelum menyelam ke pembahasan yang lebih dalam.

Sementara itu, “Atomic Habits” lebih cocok untuk mereka yang sudah siap dengan kerangka kerja yang solid dan ingin membangun sistem kebiasaan yang lebih terukur. “The Power of Habit” ideal bagi mereka yang suka memahami akar masalah dari suatu kebiasaan melalui cerita dan studi kasus.

Pada akhirnya, semua buku ini memiliki tujuan yang sama: membantu kita menjadi versi diri yang lebih baik. Di tengah banjirnya distraksi di era digital, memahami bagaimana kebiasaan bekerja adalah kunci untuk mengambil kendali atas hidup kita. Buku ini, dengan caranya sendiri, menawarkan pintu masuk yang mudah untuk memulai perjalanan tersebut.

Leave a Reply

Buku Lainnya