Sejarah peradaban manusia merupakan perdebatan yang belum selesai, mulai dari kalangan ilmuwan, sejarahwan, hingga agamawan. Pemahaman mengenai sejarah yang di ajarkan di sekolah-sekolah sejak kecil hingga dewasa tidak lagi dilihat sebagai suatu “kebenaran” yang mutlak. Bukti-bukti baru dari artefak, dokumen historis hingga vegetasi suatu wilayah memunculkan pertanyaan yang radikal dan mendasar.
Benarkah fakta-fakta sejarah yang selama ini kita pelajari? ataukah fakta itu hanya di tulis oleh mereka yang memenangkan peperangan dalam peradaban manusia?
Memahi sejarah adalah menyatukan kepingan-kepingan fakta dan bukti yang membuat rangkaian sejarah menjadi sesuatu yang logis secara tata urutan waktu dan terkoneksi antar satu kepingan dengan kepingan lain. Dalam prosesnya, seringkali mendobrak dan merekonstruksi ulang pengentahuan dan pemahaman serta kesimpulan kita selama ini mengenai sejarah.
Sejarah peradaban manusia yang kita pahami selama ini berangkat dari asumsi bahwa garis waktu berbanding dengan tingkat peradaban manusia. Kata “Sejarah” dan “Pra-sejarah” itu sendiri menandai titik awal peradaban manusia seperti penandaan dua kutub yang berlawanan dari segi kualitas, seperti kuno dan maju atau tradisional dan modern.